JK : INDONESIA AKAN MAMPU HADAPI KRISIS 2023

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan masyarakat untuk tidak pesimis menghadapi ketidakpastian global atau ancaman resesi tahun depan. Terlebih, Indonesia sudah terbukti menghadapi ujian krisis demi krisis selama puluhan tahun.

Pernyataan Jusuf Kalla, akrab disapa JK, tersebut disampaikan dalam Diskusi Panel bertajuk Global Economy: Reflections and Challenges for Indonesia Post G20 Presidency, Jakarta, Rabu (2/11/2022).

"Jadi dalam situasi ini hendaknya kita tidak usah pesimis. Seolah olah krisis ini adalah krisis yang menjadi masalah besar bagi Indonesia," tutur mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tersebut.


JK mengingatkan sejumlah badai krisis sudah dilalui Indonesia, termasuk Krisis Subprime Mortgage pada 2008, yang membuat perekonomian Amerika Serikat (AS) hancur. Ekonomi Indonesia memang sempat melandai ke kisaran 4,6% pada 2009 untuk kemudian melaju kencang hingga 6,2% pada 2010.

"Jadi, mari kita selalu optimis, karena krisis ekonomi dunia tidak berarti tersambung ke negara dan belahan lain dunia. Tidak seperti itu," imbuhnya.

Seperti diketahui, sejumlah lembaga mengingatkan ancaman resesi pada 2023. Di antaranya adalah Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, Nomura, hingga JPMorgan. Resesi dipicu oleh kebijakan ketat moneter di hampir seluruh negara dan lonjakan inflasi akibat kenaikan harga komoditas.

Perlambatan di kawasan Eropa, AS, serta China juga menjadi faktor dari semakin meningkatnya ancaman resesi tahun depan.

Setelah merdeka atau selama 76 tahun lebih, Indonesia sendiri sudah ditimpa banyak krisis dengan penyebab yang berbeda pula.

Indonesia juga sudah mengalami tiga kali resesi dan krisis besar lain seperti Krisis Finansial Global serta stagflasi. Pada periode stagflasi 1970an, ekonomi Indonesia bahkan melonjak drastis.

Diberdayakan oleh Blogger.